Senin, 23 Maret 2015

Resume PCD Pertemuan Ke 4

Kelemahan dan Kelebihan Inderaja Satelit 

   Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh.

Keunggulan Inderaja

   Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
  • Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
  • Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
  • Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
  • Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.
  • Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
  • Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek, 
  • Penginderaan dilakukan secara kontinu dengan periode tertentu.
  • Umumnya satelit inderaja di desain untuk waktu yang cukup lama, antara 2 hingga 5 tahun dan bahkan kadang-kadang lebih lama dari yang direncanakan.
  • Selama belum adanya hukum antariksa internasional yang mengatur boleh / tidaknya melakukan penginderaan di wilayah negara lain.
  • Khusus untuk satelit telekomunikasi / satelit meteorologi umumnya cakupannya sangat luas (Radius hingga 500 km) dapat digunakan untuk pengamatan area secara kontinu.
  • Untuk penggunaan gelombang mikro sangat membantu mendapatkan citra di daerah yang indera tertutup oleh awan, kabut dan lain sebagainya.

Kelemahan Inderaja

   Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut
  • Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
  • Peralatan yang digunakan mahal;
  • Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.
  • Secara umum hanya dapat mengenal obyek dimuka bumi.
  • Media antara satelit dan permukaan merupakan kendala khususnya untuk sensor optik yang emnggunakan panjang gelombang kecil.
  • Hanya memberikan informasi yang tepat sesuai dengan kemampuan sensorya (spasial spektral, radiometri maupun temporal)
  • Sepanjang kita belum memiliki satelit sendiri ketergantungan terhadap pihak asig masih dominan.
  • Untuk mendapatkan hasil ketelitian yang tinggi sangat diperlukan data lapangan sebagai Ground Control Point(GCP).

Satelit adalah benda langit yang tidak memiliki sumber cahaya sendiri dan bergerak mengelilingi planet tertentu sambil mengikuti planet tersebut beredar. Contohnya Bulan yang merupakan satelit dari Bumi.
Pergerakan satelit dalam mengelilingi bumi secara umum mengikuti hukum Keppler (Pergerakan Keplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi yaitu pergerakan setelit hanya dipengaruhi oleh medan gaya berat sentral bumi, satelit bergerak dalam bidang orbit yang tetap dalam ruang, massa satelit tidak berarti dibandingkan massa bumi, satelit bergerak dalam ruang hampa, dan tidak ada matahari, bulan, ataupun benda-benda langit lainnya yang mempengaruhi pergerakan satelit.
Orbit merupakan jenis-jenis tempat beredarnya satelit mengelilingi permukaan bumi. Dalam Konteks Geodesi satelit, informasi tentang orbit satelit akan berperan dalam beberapa hal yaitu:
1 - Position Determination
Untuk menghitung koordinat satelit yang nantinya diperlukan sebagai koordinat titik tetap dalam perhitungan koordinat titik-tiitk lainnya di atau dekat permukaan bumi
   - Observation Planning :Untuk merencanakan pengamatan satelit (waktu dan lama         
     pengamatan yang optimal)
3 - Receiver Aiding: Membantu mempercepat alat pengamat (Receiver) sinyal satelit untuk menemukan satelit yang bersangkutan
4 - Satellite Selection : Untuk memilih, kalau diperlukan, satelit-satelit yang secara geometrik “lebih baik” untuk digunakan.

Karakteristik Orbit Satelit :

Dibedakan menjadi 3 jenis karakteristik yaitu:
1. Satelit Geostationary
    Satelit ini mengorbit di khatulistiwa pada tingkat kecepatan putar yang sama dengan rotasi bumi. Mereka mengorbit pada ketinggian 36000 km diatas titik tetap di permukaan bumi. Karena posisinya yang tetap, satelit ini mampu memonitor suatu region secara terus-menerus. Contohnya adalah GOES 9 (Geostationary Operational Environmental Satellite) yang merupakan satelit GOES terbaru dan diluncurkan pada tanggal 23 mei 1995.
    Citra yang diperoleh stelit ini merupakan citra real time, artinya begitu kamera mengambil gambar maka langsung ditampilkan , sehingga memungkinkan forecaster untuk memonitor proses dari sistem cuaca yang besar seperti fronts, storms and hurricanes. Arah dan kecepatan angin juga bisa diperkirakan berdasar monitoring pergerakan awan.

2. Near - polar Orbits
  Satelit yang mengorbit pada orbit polar merupakan satelit yang mempunyai inklinasi (penyimpangan) sebesar 90° dari orbit geostationer. Satelit berorbit polar sangat bermanfaat untuk mengamati permukaan bumi karena  satelit mengorbit dalam arah utara-selatan dan bumi berputar dalam arah timur-barat, maka satelit berorbit polar akhirnya akan dapat “menyapu” seluruh permukaan bumi. Karena alasan tersebut maka satelit pemantau lingkungan global seperti satelit inderaja dan satelit cuaca, umumnya mempunyai orbit polar.
  Satelit polar memiliki keuntungan dalam memotret perawanan yang tepat berada dibawah mereka. Gambar satelit geostasioner untuk daerah kutub terdistorsi disebabkan sudut penglihatan satelit yang sempit kekutub. Satelit polar juga berputar pada ketinggian yang lebih rendah (kurang lebih 850 km) sehingga mampu menyediakan informasi badai dan sistem perawanan yang lebih mendetail.

3. Orbit Eliptical 
    Satelit dengan orbit elips merupakan satelit yang mengorbit dengan bentuk orbit yang elips terhadap bumi. Dengan bentuk orbit yang ellips tersebut maka menghasilkan suatu jarak yang tidak sama (sinkron) pada setiap posisi dengan permukaan bumi. Pada satelit dengan orbit eliptical maka akan terjadi satu posisi terjauh dari permukaan bumi dan satu posisi terdekat dari permukaan bumi. Posisi terjauh dari permukaan bumi dinamakan dengan posisi apogee. Posisi terdekat dengan permukaan bumi dinamakan dengan posisi perigee. 
   Keutamaan dari orbit Ellips pada lingkup daerah-daerah kutub yang dapat diabaikan, diperlukan untuk daerah-daerah terpencil dan jauh dalam suatu negara. Periode rotasi sekitar 5 – 12 jam dan terlihat langsung dari stasiun bumi sekitar 2-4 jam tiap hari.  Orbit ini digunakan untuk keperluan satelit komunikasi, misalnya satelit Telster.


Sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh
http://chocittaisti.blogspot.com/2010/08/satelit-cuaca.html
http://amazingcrue.blogspot.com/2013/04/satelit-dan-orbit-satelit.html

Resume PCD Pertemuan Ke 2

Jenis- jenis Citra Penginderaan Jauh(Remote Sensing)

        Dalam penginderaan jauh hasil akhir yang diperoleh merupakan sebuah citra/ gambar sebuah kenampakan fenomena. Pengindraan jauh nantinya menghasilkan data yang berupa visual dan digital. Hasil pengindraan jarak jauh dapat memiliki banyak bentuk atau hasil. Dalam penginderaan jauh, data atau hasil observasi yang didapat disebut citra. Citra dapat diartikan sebagau gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Inderaja dikenal dua jenis citra yaitu citra foto dan citra non foto. 
        Citra foto merupakan gambar yang dihasilkan dari sensor kamera sedangkan citra non foto adalah gambar yang dihasilkan dari sensor selain kamera seperti gelombang elektromagnetik (sinar X, sinar infrared, dan lainnya).

Citra dibedakan lagi menjadi citra foto dan citra nonfoto. Perbedaan dari citra foto dan citra nonfoto dapat dilihat pada tabel 1  dibawah ini:
                                                                       Tabel 1
Variabel PembedaCitra FotoCitra Nonfoto
SensorKameraNonkamera, mendasarkan atas penyiaman(scanning)
Kamera yang detektornya bukan film
DetektorFilmPita magnetik, termistor, foto konduktif, foto foltaik dll.
Proses perekamanFotografi/kimiawiElektronik
Mekanisme perekamanSerentakParsial
Spektrum elektromagnetikSpektrum tampak dan perluasannyaSpektral tampak dan perluasannya, temal dan gelombang mikro
Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor, yaitu sebagai berikut.
-  Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, yang meliputi bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, bayangan, dan asosiasi.
-  Ciri spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau keabuan suatu gambar objek pada citra. Benda yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga, maka rona pada citra berwarna asli tampak cerah.
-  Ciri temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur dan waktu benda pada saat perekaman, misalnya rekaman sungai musim hujan tampak cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap
A. Citra Foto 
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. citra foto dibedakan berdasarkan :  
1. Spektrum Elektromagnetik 
    Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
   a.  Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan            
        panjang gelombang 0,29 mikrometer.
   b.  Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru    
        hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer).
  c.  Foto pankromatik yaitu foto yang dengan menggunakan spektrum tampak mata.
Gambar 
Foto Pankromatik di Jawa Timur skala 1:2.500


  d.  Foto infra merah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo) yang dibuat dengan    
      menggunakan spektrum infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga     
  e. mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum 
      tampak pada saluran merah dan saluran hijau.

2. Sumbu Kamera
    Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:
     a.  Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak    
          lurus terhadap permukaan bumi.
      b. Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu 
          kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 
         10 derajat atau lebih besar. Tapi apabila sudut condongnya masih berkisar antara 1 - 4 derajat, foto    
        yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:
         - Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar padafoto.
         - Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya.

3. Warna 
    Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan atas:
    a. Foto berwarna semua (false colour)
       Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohon-pohon yang berwarna            hijau dan banyak memantulkan spektrum inrfa merah, pada foto tampak berwarna merah.
    b. Foto berwarna asli (True Colour)
        Contoh : foto pankromatik berwarna

4. Wahana 
    Berdasarkan wahana yang digunakan terdapat 2 jenis citra yaitu:
    a. Foto udara, dibuat dari pesawat udara atau balon
    b. Foto Satelit atau Orbital, dibuat dari satelit

B. Citra Non Foto : 
Citra non foto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor. Citra non foto terdiri dari beberapa macam jenis sebagai berikut : 
Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik :
1. Citra Infrared Thermal, yaitu citra yang ditracking (direkam) menggunakan spektrum elektromagnetik infrared thermal. Maksudnya menggunakan gelombang panas untuk mendeteksi objek yang akan ditracking. Misalnya, menentukan titik api pada kebakaran hutan. 
2. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dihasilkan melalui pancaran gelombang mikro. Citra gelombang mikro menggunakan sumber energi alamiah 
(system pasif), sedangkan citra radar menggunakan sumber energi buatan 
(system aktif).Misalnya merekam badai.
Berdasarkan Sumber Sensor :
1. Citra tunggal, yaitu citra yang dihasilkan menggunakan sensor tunggal
2. Citra Multispektral, yaitu citra yang dihasilkan menggunakan banyak sensor. sensor-
    sensor tersebut memiliki keunggulan masing-masing untuk merekam objek berdasarkan   
    spektrum yang berbeda-beda. Misalnya dalam mendeteksi titik api pada kebakaran hutan 
    tidak hanya menggunakan sensor panas saja, namun juga menggunakan sensor     
    pendeteksi gas C02. Sehingga dapat memetakan keberadaaan titik api berdasarkan 
    sensor panda dan sensor gas tersebut.
    Citra multispektral terdiri dari : 
    • Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam   
       bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.
    • Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum       
      tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
Berdasarkan Wahana :
1. Citra dirgantara (airbone Image) , yaitu citra yang dihasilkan melalui wahana yang   
    beroperasi di lapisan udara bawah, misalnya pesawat udara, balon, helikopter, citra infra 
    merah thermal citra radar dan citra MSS. 
2. Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image) yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau    
    angkasa luar. 
    Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:
     -  Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit 
        Venera (Rusia).
     -  Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).
     -  Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra 
        Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).
     - Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).

Sumber : 
https://agnazgeograph.wordpress.com/2012/12/06/perbedaan-citra-foto-dan-non-foto-inderaja/
http://mpgisamalia.blogspot.com/
http://geodik.com/citra-non-foto/
http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-citra-pengindraan-jauh.html

Senin, 16 Maret 2015

Resume PCD Pertemuan Ke 3

Kombinasi Band, Kegunaan Band dan Spesifikasi Citra Satelit


 Kombinasi band dan kegunaanya dalam pengolahan citra digital terdiri dari hal-hal berikut ini, diantaranya adalah sebagai berikut.
A.     A.  Kombinasi Band Dalam Aplikasi GIS
          Prosedur pegolahan data citra dimulai dari mengimport / membaca / membuka data citra sampai dengan hasil akhir berupa informasi spasial dalam bentuk cetakan (Hardcopy). Pekerjaan dasar pengolahan citra bisa diuraikan sebagai berikut :
Import/open/load data
·           Visualisasi
·           Kombinasi kanal/band (color composit)
·           Registrasi dan rektifikasi
·           Image enhancement (penajaman kontras)
·           Mosaik antar scene, antar kanal
·           Cropping area of interest
·           Klasifikasi
·           Aplikasi/analisa
Dalam mengolah tentunya perlu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras berupa komputer membutuhkan performa yang cukup tinggi, karena akan berpengaruh terhadap kecepatan proses. Data citra biasanya berkapasitas puluhan megabyte bahkan lebih, sehingga untuk loading dan visualisasi memerlukan memory yang besar.
Perangkat lunak untuk pengolahan citra cukup banyak jenisnya, tentunya dengan kemampuan dan kelebihan yang berbeda-beda. Beberapa software tersebut diantaranya ER Mapper, erdas imagine, envi, global mapper, PCI geomatic, ilwis, arc view gis, arc gis, arc info, map info. Dalam modul ini akan dipelajari beberapa software yaitu ER Mapper, arc view gis dan arc info, namun tidak keseluruhan aplikasi modul yang terdapat dalam software tersebut.
ER Mapper adalah salah satu software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mengolah data-data citra. Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun cara pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa tahapan, sampai menjadi suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan citra adalah mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu obyek, serta dapat mendukung untuk aplikasi sistem informasi geografis.
B.    B. Sistem Satelit
Sistem satelit dalam penginderaan jauh tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi sensor pada wahana (platform) satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor.Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
·     1. Penyiam merupakan sistem, perolehan data secara keseluruhan termasuk sensor dan detektor.
·     2. Sensor merupakan alat untuk menangkap energi dan mengubahnya ke dalam bentuk sinyal dan     menyajikannya ke dalam bentuk yang sesuai dengan informasi yang ingin disadap.
·     3. Detektor merupakan alat pada sistem sensor yang merekam radiasi elektromagnetik.
·     4. Sensor Aktif adalah Sumber energinya dari matahari
·     5. Sensor Pasif adalah Sumber energinya dari satelite itu sendiri
Kombinasi Band adalah gabungan atau combine dari band-band sehingga di temukan warna yang cocok yang menyerupai aslinya.
C. Penggabungan citra.
Secara sederhana penggabungan citra secara definisi ada 3, yaitu :
a.    Fusion adalah penggabungan antara dua citra atau lebih yang dijadikan menjadi suatu citra yang baru dengan menggunakan beberapa algoritma tertentu.
b.   Merging adalah penggabungan dengan pemahaman bahwa dua citra atau lebih yang dijadikan satu dengan teknik penajaman dan penormalan citra tertentu.
c.   Combination adalah penggabungan beberapa band dalam suatu citra multi untuk suatu tujuan tertentu.

Data
Data yang digunakan adalah citra multispektral Landsat 7 ETM tanggal 19 Agustus 2000 path/row 116/066 dengan citra pankromatik SPOT 2 tanggal 10 Agustus 2007 Knum/Jnum 303/366 serta citra SPOT 4 tanggal 29 Juli 2007. Area studi ini terletak pada batas geografi 8º09’11,79” – 8 º 12’40,3” LS dan 115 º 26’16,89” -115 º 30’10,3” BT.

Landsat 7                                   
Citra multi spektral Landsat dengan resolusi spasial 30m memiliki beberapa band yang karakteristiknya berbeda-beda:
1. Band 1 0.45 – 0.52 mm: Band biru ini memiliki informasi yang tinggi terhadap tubuh air jadi sangat sesuai untuk penggunaan lahan, tanah dan vegetasi.
2. Band 2 0.52 - 0.60 mm: Band hijau ini memiliki informasi mengenai vegetasi selain cocok untuk penggunaan lahan, jalan dan air namun sesuai pula untuk diskriminasi dan assesmen vegetasi. Dimana tanaman-tanaman yang kurang sehat dapat diketahui karena absorbsi cahaya merah oleh klorofil menurun atau refleksi pada daerah merah naik sehingga menyebabkan daun berwarna kuning
3. Band 3 0.63 – 0.69 mm: Band merah ini memiliki informasi mengenai perbedaan antara vegetasi dan non vegetasi, misalnya dapat dilihat adanya perbedaan antara vegetasi dengan tanah khususnya pada daerah urban.
4. Band 4 0.76 – 0.90 mm: Band inframerah dekat ini memiliki informasi mengenai varietas tanam-tanaman serta adanya perbedaan antara unsur air dengan unsur tanah, oleh karena itu dapat dilihat garis pantai dengan jelas.
5. Band 5 1.55 – 1.75 mm: Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai perbedaan warna antara tanah terbuka dengan objek-objek lain. Band ini sesuai untuk studi kandungan air tanah, air pada tanam-tanaman, formasi batu-batuan dan geologi pada umumnya
6. Band 6 10.40 -12.50 mm: Band inframerah thermal ini memiliki informasi tentang studi kandungan air tanah, serta dapat membedakan kelembaban tanah dan fenomena-fenomena thermal.
7. Band 7 2.08 – 2.35 mm: Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai tanah terbuka sama halnya dengan band 5 akan tetapi lebih mengacu pada studi geologi maupun formasi batu-batuan.
Sedangkan untuk band 8 atau sering disebut band pankromatik memilki resolusi spasial 15m. Citra Landsat yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat ortho 14,25m dimana sudah digabungkan antara multispektral dengan pankromatiknya serta kombinasi band yang digunakan hanya band 7, 4 dan 2.

SPOT
Untuk citra SPOT-4 yang menggunakan empat kanal spektral resolusi spasial 20m dan panjang gelombang yang berbeda-beda yaitu Band 1 pada jangkauan 0.50 - 0.59 mm, Band 2 pada 0.61 - 0.68 mm, Band 3 pada 0.78 - 0.89 mm, dan Band 4 pada inframerah gelombang pendek (Short Wave Infrared) 1.58 - 1.75 mm. Citra pankromatik SPOT-4 direkam menggunakan panjang gelombang tampak (0,51-0,71 mm) dengan resolusi spasial 10m, sedangkan untuk citra SPOT-2 menggunakan tiga kanal spektral sama yaitu band 1, 2 dan 3, dimana citra pankromatik SPOT-2 direkam menggunakan panjang gelombang tampak (0,49-0,73 mm) dengan resolusi spasial 10m. 6)
2.5 Metoda penggabungan
Citra Landsat 7 Citra Spot 4
Landsat 7 dengan Spot 4
Menggabungkan resolusi citra multi spektral Landsat dengan citra pankromatik SPOT dilakukan dengan metode tranformasi Brovey (menormalkan warna). Sebelum proses penggabungan dilakukan terlebih dahulu koreksi geometri terhadap SPOT dengan mengacu pada citra Landsat yang sudah terorthorektifikasi. Pengambilan titik kontrol tanah (Ground Control Point) berdasarkan pada analisa citra, maksudnya pengambilan secara acak berdasarkan obyek yang terlihat dimana posisi obyek tidak berubah (misal bangunan, bahu jalan, persimpangan, garis pantai, delta sungai, dan obyek lainnya yang tidak memiliki perubahan signifikan) pada kedua citra yang akan di sesuaikan (superimposed), akan tetapi pengambilan titik ini akan sulit ditentukan karena skala area yang dipilih tidak terlalu besar. Posisi titik tersebut diambil berdasarkan obyek yang terlihat pada skala 1:33.204.
Pada tahap penyesuaian dapat dilakukan pengambilan citra dengan mayoritas area permukaan tanahnya cukup rata sehingga sebagian kecil saja daerah yang memiliki tingkat ketinggian yang berbeda seperti lembah, bukit atau gunung. Setelah dilakukan koreksi geometrik kemudian akan diambil kombinasi band 742 dari citra Landsat, kombinasi band 742 ini memang sesuai dengan identifikasi penutup lahan. Sedangkan untuk citra SPOT yang diambil hanya band pankromatiknya saja karena band tersebut akan digunakan untuk menajamkan batas-batas penutup lahan secara spasial pada citra Landsat.
Setelah mendapatkan kedua citra tersebut kemudian dapat kita gabungkan dengan menggunakan Software ER Mapper 7.0, software ini memiliki resolution merge algorithm yang dapat menggabungkan antara citra multispektral landsat ortho resolusi spasial 14,25m dengan pankromatik SPOT resolusi 10m

Kesimpulan 
Dari hasil penggabungan citra dapat disimpulkan bahwa :
. Alasan menggunakan citra Landsat 5 karena citra terbaru akan lebih mudah didapatkan serta menghindari adanya perbedan waktu perekaman. Selain itu perbedaan resolusi spasial dapat di restorasi lebih baik dengan menggunakan metode penggabungan ini.
2. Adanya teknik-teknik gabungan lainnya (misal algoritma yang ada pada ER Mapper atau software pengolahan lainnya) dapat digunakan untuk mengoptimalkan kualitas dari citra yang digabungkan.
3. Penggabungan antara citra resolusi tinggi (misal foto udara, ikonos atau quickbird) dengan citra multispektral (seperti SPOT atau Landsat) dapat digunakan sebagai pendukung dalam delineasi tutupan lahan.
4. Penggunaan alternatif citra lainnya seperti citra ALOS

Komposit band 3,2,1 merupakan true color compositeatau warna sebenarnya yang ada di permukaan bumi (natural color) sedangkan komposit band 4,5,3 merupakan false color compositeatau warna yang bukan sebenarnya yang ada di permukaan bumi.

Vegetasi (Objek Area)
Pada komposit band 3,2,1 tutupan vegetasi ditunjukan dengan warna hijau atau bisa dikatakan sesuai dengan warna yang tampak jika dilihat dengan mata sedangkan pada komposit band 4,5,3 tutupan vegetasi dtandai dengan warna jingga.

Lahan Terbangun (Objek Area)
Pada komposit band 3,2,1 lahan terbangun ditandai dengan warna asli sesuai keadaan di lapangan. Dari citra diatas dapat dilihat bahwa warna dari lahan terbangun adalah warna coklat sesuai dengan warna genting rumah/bangunan. Pada komposit band 4,5,3 lahan terbangun ditandai dengan warna biru mudah dengan rona cerah. Kelebihan dari kompositband 4,5,3 untuk interpetasi lahan terbangun adalah dari ronanya. Semakin cerah rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin padat, sedangkan semakin gelap rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin jarang.
Jalan (objek garis)
1: Pada komposit band 3,2,1 kenampakan objek garis berupa jalan tidak dapat dilihat dan diindentifikasi. Objek jalan yang tampak pada komposit band 3,2,1 telihat tersamarkan oleh objek area berupa lahan terbangun jadi tidak dapat dibedakan satu sama lainnya.
2: Pada komposit band 4,5,3 kenampakan objek garis berupa jalan terlihat cukup jelas dan dapat dibedakan dengan kenampakan objek area berupa lahan terbangun. Jalan ditunjukan dengan sebuah garis melintang dengan warna biru berona gelap.

Perbedaan secara Sistematis
Komposit Band 3,2,1
Komposit Band 4,5,3
Objek Vegetasi (area)
Sesuai warna yang ada di lapangan (hijau)
Jingga
Objek Lahan Terbangun (area)
Sesuai warna yang ada di lapangan (coklat untuk genting)
Warna biru; semakin padat lahan terbangun di suatu daerah rona yang terbentuk semakin cerah dan sebaliknya
Objek Jalan (area)
Tidak dapat dibedakan/tersamarkan dengan objek lahan terbangun
Dapat dibedakan dengan objek lahan terbangun

Kesimpulan
Komposit band 3,2,1 merupakan komposit untuk melihat kenampakan citra sesuai dengan warna aslinya/ true color composite sedangkan komposit band 4,5,3 merupakan komposit warna yang bukan sebenarnya/false color composite dimana cocok untuk mengidentifikasi objek lahan terbangun dan objek jalan.

 
Landsat 7 (ETM+ sensor)
Wavelength (micrometers)
Resolution (meters)
Band 1
0.45 - 0.515
30
Band 2
0.525 - 0.605
30
Band 3
0.63 - 0.69
30
Band 4
0.75 - 0.90
30
Band 5
1.55 - 1.75
30
Band 6
10.40 - 12.5
60
Band 7
2.09 - 2.35
30
Pan Band
.52 - .90
15
Citra khususnya landsat , seperti citra lainnya , tersusun atas beberapa saluran (band), dengan berbasis warna dasar (Merah, Hijau, Biru), kita bisa mengkombinasikan saluran-saluran tersebut pada saluran warna dasar, yang nantinya akan menonjolkan informasi tertentu yang kita inginkan, berikut kombinasi untuk Landsat
Kombinasi 321 :
Kombinasi ini merupakan warna natural sehingga merupakan pendekatan terbaik untuk melihat realitas lanskap. Saluran 3 mendeteksi penyerapan klorofil, saluran 2 mendeteksi reflektan hijau dari vegetasi dan saluran 1 cocok untuk penetrasi air, pada perairan jernih bisa masuk sekitar 25 meter, dengan kata lain kita bisa juga mendeteksi transportasi sedimen di perairan. Saluran 1 juga membedakan tanah dan vegetasi serta tipe tipe hutan.
Kombinasi 432:
Tipikal kombinasi komposit false color seperti di foto udara. Saluran 4 mendeteksi puncak pantulan dari vegetasi, juga membedakan tipe vegetasi, selain itu membedakan tanah dan perairan. Kombinasi ini menampilkan vegetasi berwarna merah, merah yang lebih terang menandakan vegetasi yang lebih dewasa. Tanah dengan sedikit atau tanpa vegetasi antara putih (pasir atau garam) sampai hijau atau coklat tergantung kelembapan dan kandungan organik. Air nampak biru, perairan jernih akan terlihat biru gelap atau hitam sedangkan perairan dangkal atau air dengan konsentrasi sedimen tinggi akan nampak biru muda. Area permukiman berwarna biru kecoklatan .
Kombinasi 453:
Saluran 5 sensitif akan variasi kandungan air, vegetasi berdaun banyak dan kelembapan tanah.  Saluran ini mencirikan tingkat penyerapan air yang tinggi, sehingga memungkinkan deteksi lapisan air yang tipis (kurang dari 1 cm).  Variasi dari kandungan Fe2O pada batuan dan tanah dapat dideteksi, pantulan yang tinggi berarti kandungan yang banyak. Pada kombinasi ini, vegetasi berwarna kemerahan, ketika tanaman mempunyai kondisi kelembapan yang sedikit rendah, tingkat pantulan saluran 5 relatif tinggi, yang berarti semakin banyak warna hijau, sehingga menghasilkan warna oranye. Hijau akan semakin mendominasi ketika pantulan vegetasi semakin rendah di VNIR dan meninggi di SWIR. tanah tanpa vegetasi dan area permukiman akan nampak biru kecoklatan.
Kombinasi 742:
Vegetasi memperlihatkan variasi kehijauan dikarenakan saluran 4 direpresentasikan dengan warna hijau. Saluran 7 sensitif terhadap variasi kelembapan dan khususnya mendeteksi mineral hidro pada setting geologi, contohnya lempung. Saluran ini dapat membedakan berbagai macam batuan dan tipe mineral. Perbedaan asal usul dari berbagai tipe batuan direpresentasikan dengan warna merah menuju oranye dan juga warna yang lebih terang pada warna biru dapat memberikan informasi kepada kita mengenai tanah. Dibandingkan saluran infra merah lainnya, saluran 7 sangat sensitif terhadap radiasi pancaran sehingga dapat mendeteksi sumber panas. Titik hijau terang mengindikasikan vegetasi dan perairan nampak berwarna biru gelap atau hitam. Daerah permukiman berwarna biru gelap atau pink.
Kombinasi 4.5.1 :
Vegetasi sehat terlihat kemerahan, coklat, oranye dan kuning. Tanah mungkin hijau dan coklat, pemukiman putih, cyan, dan abu-abu, biru terang merepresentasikan area yang dibersihkan dari vegetasi dan area kemerahan merupakan vegetasi yang baru tumbuh, atau padang rumput yang jarang. Perairan yang jernih dan dalam akan berwarna hitam, jika perairan dangkal atau mengandung sedimen maka akan terlihat kebiruan atau biru terang. Untuk studi vegetasi, adanya saluran IR menengah menambah sensitifitas untuk mendeteksi variasi tahap pertumbuhan vegetasi, tetapi interpretasi harus hati-hati jika akuisisi data bertepatan dengan hujan. Saluran 4 dan 5 menunjukkan pantulan tinggi untuk area vegetasi sehat. Kombinasi ini sangat berguna untuk membandingkan area terendam dan are bervegetasi merah dengan warna yang berkaitan di saluran 3.2.1 untuk menjamin interpretasi yang benar. Kombinasi ini tidak bagus untuk studi fitur budaya seperti jalan dan landasan pacu.
Kombinasi 7.5.3 :
Kombinasi ini memberikan pembawaan warna seperti natural dan juga kemampuan penetrasi partikel atmosfer, asap dan kabut. Vegetasi tampak kehitaman dan hijau muda ketika musim tumbuh, permukiman berwarna putih, abu-abu, cyan, atau ungu. pasir, tanah dan mineral terlihat dalam berbagai variasi warna. Penyerapan hampir semua di IR menengah adalah di air, es, dan salju memberikan kita batas yang jelas akan garis pantai dan perairan. Salju dan es terlihat biru gelap, dan air berwarna hitam atau biru gelap. Permukaan panas seperti kebakaran hutan dan kaldera gunung api menyerap IR menengah dan terlihat bernuansa merah atau kuning. Aplikasi untuk kombinasi ini adalah monitoring kebakaran hutan. Selama musim pertumbuhan vegetasi muda, kombinasi 7.4.2 harus diganti dengan kombinasi ini. Area tergenang banjir akan terlihat biru tua atau hitam, dibandingkan kombinasi 3.2.1 yang memperlihatkan area terendam dangkal sebagai abu-abu dan sulit dibedakan.
Kombinasi 5.4.3 :
Kombinasi ini memberikan pengguna banyak informasi dan kontras warna. Vegetasi sehat berwarna hijau terang, dan tanah berwarna ungu muda. Kombinasi ini menggunakan saluran 5 yang memberikan kita informasi agrikultur. Kombinasi ini memberikan kita informasi berguna mengenai vegetasi, dan banyak digunakan pada aplikasi manajemen kayu dan serangan hama.
Kombinasi 5.4.1 :
Mirp dengan kombinasi 7.4.2, vegetasi sehat akan berwarna hijau terang, kecuali kombinasi 5.4.1 yang lebih baik untuk studi agrikultur
Kombinasi 7.5.4 :
Kombinasi ini tidak melibatkan saluran visibel, memberikan kita penetrasi atmosfer yang terbaik. Pesisir dan garis pantai terdefinisikan dengan baik. Dapat digunakan untuk mencari karakteristik tekstural dan kelembapan tanah. Vegetasi terlihat biru. Jika berkeinginan untuk melihat vegetasi sebagai hijau maka kombinasi 7.4.5 dapat sebagai pengganti. Kombinasi ini dapat berguna untuk studi geologi.
Kombinasi 3.5.1 :
Kombinasi ini memperlihatkan tekstur topografi sedangkan kombinasi 7.3.1 dapat membedakan jenis batuan.
Tipe Penutup Lahan
Kombinasi Saluran Spektral
Perairan
Band 1, 4 & 7 / Band 1, 2 & 3
Permukiman
Band 1,4 & 7
Pertanian
Band 1, 2 & 3
Hutan
Band 1, 4 & 7
Garam
Band 1, 2 & 3
Sisa Vegetasi
Band 1, 4 & 7
Vegetasi teririgasi
Band 1, 4 & 7


D. Spesifikasi Beberapa Citra Satelit
RESOLUSI TINGGI
1. SATELIT IKONOS 
Informasi peluncuran
Organisasi : GeoEye 
Tanggal Peluncuran : 24 September 1999 
Peluncuran Kendaraan : LM900
Peluncuran Situs/Lokasi : Vandenberg Air Force Base, California, USA
Petak Area Ukuran Lebar dan Luas  
Petak : 11 km x 11 km (single scene)
Orbit
Orbit : 98.1 derajat, sun synchronous 
Kecepatan pada Orbit : 7.5 km/detik 
Kecepatan diatas bumi : 6.8 km/detik 
Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam 
Ketinggian : 681 kilometer
Masa Operasi : 7 tahun lebih
Resolusi
Resolusi spasialnya 1.5 meter 
Resolusi temporalnya yaitu 3 hari 
Dynamic Range (resolusi radiometrik): 11-bit per pixel 
Resolusi pada Nadir (resolusi spektral) : 0,82 meter (panchromatic) 3,2 meter (multispectral) 
Resolusi 26° Off-Nadir (resolusi spektral): 1,0 meter (panchromatic) 4,0 meter (multispectral) 
Cakupan Citra : 11,3 kilometer pada nadir, 13,8 kilometer pada 26° off-nadir 
Waktu Melintas Ekuator : Nominal 10:30 AM waktu matahari 
Waktu Lintas Ulang : Sekitar 3 hari pada 40 ° garis lintang
Saluran Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR


2. SATELIT QUICKBIRD  
Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California,USA 
Pesawat Peluncur: Boeing Delta II 
Masa Operasi: 7 tahun lebih 
Orbit: 97.2°, sun synchronous 
Kecepatan pada Orbit: 7.1 Km/detik (25,560 Km/jam) 
Kecepatan diatas bumi: 6.8 km/detik 
Akurasi : 23 meter horizontal (CE90%) 
Ketinggian: 450 kilometer 
Resolusi spasial : 0.61 meter 
Resolusi temporal : 3-7 hari. 
Resolusi Pankromatik : 61 cm (nadir) to 72 cm (25° off-nadir) 
Resolusi Multi Spektral: 2.44 m (nadir) to 2.88 m (25° off-nadir)) 
Cakupan Citra: 16.5 Km x 16.5 Km at nadir
Waktu Melintas Ekuato: 10:30 AM (descending node) solar time 
Waktu Lintas Ulang: 1-3.5 days, tergantung latitude (30° off-nadir) 
Saluran Citra:
Pan: 450-900 nm 
Blue: 450-520 nm 
Green: 520-600 nm
Red: 630-690 nm 
Near IR: 760-900 nm


RESOLUSI MENENGAH 
1.  SATELIT SPOT-5  
Tanggal peluncuran : 3 Mei 2002
Launch vehicle : Ariane 4 
Lokasi peluncuran : Guina Space Centre, Kuorou, French Guyana 
Ketinggian orbit : 822 km 
Inklinasi orbit : 88,70, sun-synchronous 
Kecepatan : 7,4 km/detik – 26, 640 km/jam 
Equator Crossing Time : 10:30 a.m (descending node) 
Waktu orbit : 101:4 minutes 
Revisit time : 2 – 3 days tergantung pada latitude 
Satelit SPOT resolusi temporalnya yaitu 26 hari 
Citra SPOT resolusi spasialnya 10 dan 20 meter 
Swath Width : 60 km x 60 km to 80 km pada nadir 
Metric accuracy : <50-m horizontal position accuracy (CE 90%) 
Digitazation : 8 bits 
Resolusi : Pan :
2,5 m from 2 x 5m scenes 
5 m (nadir) 
10 m (nadir) 
20 m (nadir) 
Band :
Pan : 480-710 nm 
Green : 500 – 590 nm 
Red : 610 – 680 nm 
Near IR : 780 – 890 nm
Shortwave IR : 1.580 – 1750 nm 

 2. SATELIT LANDSAT-7 ETM+ 
Karakteristik Sensor Satelit Landsat
Tanggal Peluncuran : 24 September 1999 di Vandenberg Air Force Base, California, USA 
Orbit : 705 +/- 5 km (at the equator) sun-synchronous
Inklinasi Orbit : 98.2 +/- 0.15 
Periode Orbit : 98.9 minutes
Ketinggian : 681 kilometer 
Resolusi pada Nadir : 30x30 meter (TM), 120 m x 120 m pixel (far-infrared band/band 7) 
Cakupan Citra : 185 km (115 miles) 
Waktu Melintas Ekuator : 10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang : 16 days (233 orbits) 
Saluran Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR, middle IR, far IR, Thermal IR


RESOLUSI RENDAH
 1. SATELIT NOAA 
Dimensi Tinggi : 165 in (4,19m)
Diameter : 74 in (1,88m) 
Solar array area : 180,6 ft² (16,8 m²) 
Berat: 4920 lbs (2231,7 kg) 
Daya (Hidup atau Mati): 879,9 W 
Di Desain Sampai > 2 tahun 
Orbit Ketinggian: 870 km
Kemiringan: 98,856˚ 
 Waktu Matahari Lokal : 13:40
Resolusi spatial : 3300 m (Global Area Coverage), 1100 m (Local Area Coverage)
Resolusi temporal : daily
Berat Peralatan : 982,5 lbs (445,6 kg) 
Daya Peralatan : 450 W 
Rata-rata Waktu Matahari ketika Melewati Ekuator : Sekitar 14:00
Rata-rata Ketinggian : 870 km 

2. SATELIT TERRRA 

Sistem TERRA
Orbit : 705 km, 98.2o, sun-synchronous, 10:30 AM crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle) 
Sensor : ASTER 
Swath Width : 60 km 
Off-track viewing Tersedia: ± 8.5o SWIR dan ± 24o VWIR 
Revisit Time: 5 hari 
Band-band Spektral (µm) : VNIR 0, 056 (1), 0.66 (2), 0.81(3) SWIR 0.1.65(1), 2.17 (2), 2.21 (3), 2.26 (4), 2.33 (5), 2.40(6). TIR 8.3 (1), 8.65 (2), 9.10 (3), 10.6(4), 11.3(5) 
Resolusi temporal : 4 hari sekali 
Ukuran Piksel Lapangan (Resolusi spasial): 15 (VNIR), 30 m (SWIR), 90 m(TIR)
Arsip data: Terra.nasa.gov