Kombinasi Band, Kegunaan Band dan Spesifikasi Citra
Satelit
Kombinasi
band dan kegunaanya dalam pengolahan citra digital terdiri dari hal-hal berikut
ini, diantaranya adalah sebagai berikut.
A. A. Kombinasi
Band Dalam Aplikasi GIS
Prosedur pegolahan data citra dimulai dari mengimport / membaca / membuka data
citra sampai dengan hasil akhir berupa informasi spasial dalam bentuk cetakan
(Hardcopy). Pekerjaan dasar pengolahan citra bisa diuraikan sebagai berikut :
Import/open/load
data
· Visualisasi
· Kombinasi kanal/band (color composit)
· Registrasi dan rektifikasi
· Image enhancement (penajaman kontras)
· Mosaik antar scene, antar kanal
· Cropping area of interest
· Klasifikasi
· Aplikasi/analisa
Dalam mengolah tentunya perlu perangkat
keras dan perangkat lunak. Perangkat keras berupa komputer membutuhkan performa
yang cukup tinggi, karena akan berpengaruh terhadap kecepatan proses. Data
citra biasanya berkapasitas puluhan megabyte bahkan lebih, sehingga untuk
loading dan visualisasi memerlukan memory yang besar.
Perangkat lunak untuk pengolahan citra
cukup banyak jenisnya, tentunya dengan kemampuan dan kelebihan yang
berbeda-beda. Beberapa software tersebut diantaranya ER Mapper, erdas imagine,
envi, global mapper, PCI geomatic, ilwis, arc view gis, arc gis, arc info, map
info. Dalam modul ini akan dipelajari beberapa software yaitu ER Mapper, arc
view gis dan arc info, namun tidak keseluruhan aplikasi modul yang terdapat
dalam software tersebut.
ER Mapper adalah salah satu software
(perangkat lunak) yang digunakan untuk mengolah data-data citra. Pengolahan
data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah suatu
data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita
harapkan. Adapun cara pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa
tahapan, sampai menjadi suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan
citra adalah mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu
tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi
kuantitatif suatu obyek, serta dapat mendukung untuk aplikasi sistem informasi
geografis.
B. B. Sistem Satelit
Sistem satelit dalam penginderaan jauh
tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi sensor pada wahana
(platform) satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor.Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
sebagai berikut:
· 1. Penyiam merupakan sistem, perolehan data
secara keseluruhan termasuk sensor dan detektor.
· 2. Sensor merupakan alat untuk menangkap
energi dan mengubahnya ke dalam bentuk sinyal dan menyajikannya ke dalam bentuk
yang sesuai dengan informasi yang ingin disadap.
· 3. Detektor merupakan alat pada sistem
sensor yang merekam radiasi elektromagnetik.
· 4. Sensor Aktif adalah Sumber energinya
dari matahari
· 5. Sensor Pasif adalah Sumber energinya
dari satelite itu sendiri
Kombinasi Band adalah gabungan atau
combine dari band-band sehingga di temukan warna yang cocok yang menyerupai
aslinya.
C.
Penggabungan citra.
Secara
sederhana penggabungan citra secara definisi ada 3, yaitu :
a. Fusion adalah
penggabungan antara dua citra atau lebih yang dijadikan menjadi suatu citra
yang baru dengan menggunakan beberapa algoritma tertentu.
b. Merging adalah
penggabungan dengan pemahaman bahwa dua citra atau lebih yang dijadikan satu
dengan teknik penajaman dan penormalan citra tertentu.
c. Combination adalah
penggabungan beberapa band dalam suatu citra multi untuk suatu tujuan tertentu.
Data
Data yang
digunakan adalah citra multispektral Landsat 7 ETM tanggal 19 Agustus 2000
path/row 116/066 dengan citra pankromatik SPOT 2 tanggal 10 Agustus 2007
Knum/Jnum 303/366 serta citra SPOT 4 tanggal 29 Juli 2007. Area studi ini
terletak pada batas geografi 8º09’11,79” – 8 º 12’40,3” LS dan 115 º 26’16,89”
-115 º 30’10,3” BT.
Landsat
7
Citra
multi spektral Landsat dengan resolusi spasial 30m memiliki beberapa band yang
karakteristiknya berbeda-beda:
1. Band 1
0.45 – 0.52 mm: Band biru ini memiliki informasi yang tinggi terhadap
tubuh air jadi sangat sesuai untuk penggunaan lahan, tanah dan vegetasi.
2. Band 2
0.52 - 0.60 mm: Band hijau ini memiliki informasi mengenai vegetasi selain
cocok untuk penggunaan lahan, jalan dan air namun sesuai pula untuk
diskriminasi dan assesmen vegetasi. Dimana tanaman-tanaman yang kurang sehat
dapat diketahui karena absorbsi cahaya merah oleh klorofil menurun atau
refleksi pada daerah merah naik sehingga menyebabkan daun berwarna kuning
3. Band 3
0.63 – 0.69 mm: Band merah ini memiliki informasi mengenai perbedaan
antara vegetasi dan non vegetasi, misalnya dapat dilihat adanya perbedaan
antara vegetasi dengan tanah khususnya pada daerah urban.
4. Band 4
0.76 – 0.90 mm: Band inframerah dekat ini memiliki informasi mengenai
varietas tanam-tanaman serta adanya perbedaan antara unsur air dengan unsur
tanah, oleh karena itu dapat dilihat garis pantai dengan jelas.
5. Band 5
1.55 – 1.75 mm: Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi
mengenai perbedaan warna antara tanah terbuka dengan objek-objek lain. Band ini
sesuai untuk studi kandungan air tanah, air pada tanam-tanaman, formasi
batu-batuan dan geologi pada umumnya
6. Band 6
10.40 -12.50 mm: Band inframerah thermal ini memiliki informasi tentang
studi kandungan air tanah, serta dapat membedakan kelembaban tanah dan
fenomena-fenomena thermal.
7. Band 7
2.08 – 2.35 mm: Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi
mengenai tanah terbuka sama halnya dengan band 5 akan tetapi lebih mengacu pada
studi geologi maupun formasi batu-batuan.
Sedangkan
untuk band 8 atau sering disebut band pankromatik memilki resolusi spasial 15m.
Citra Landsat yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat ortho
14,25m dimana sudah digabungkan antara multispektral dengan pankromatiknya
serta kombinasi band yang digunakan hanya band 7, 4 dan 2.
SPOT
Untuk
citra SPOT-4 yang menggunakan empat kanal spektral resolusi spasial 20m dan
panjang gelombang yang berbeda-beda yaitu Band 1 pada jangkauan 0.50 -
0.59 mm, Band 2 pada 0.61 - 0.68 mm, Band 3 pada 0.78 - 0.89 mm,
dan Band 4 pada inframerah gelombang pendek (Short Wave Infrared) 1.58 -
1.75 mm. Citra pankromatik SPOT-4 direkam menggunakan panjang gelombang
tampak (0,51-0,71 mm) dengan resolusi spasial 10m, sedangkan untuk citra
SPOT-2 menggunakan tiga kanal spektral sama yaitu band 1, 2 dan 3, dimana citra
pankromatik SPOT-2 direkam menggunakan panjang gelombang tampak
(0,49-0,73 mm) dengan resolusi spasial 10m. 6)
2.5
Metoda penggabungan
+
Citra
Landsat 7 Citra Spot 4
Landsat 7
dengan Spot 4
Menggabungkan
resolusi citra multi spektral Landsat dengan citra pankromatik SPOT dilakukan
dengan metode tranformasi Brovey (menormalkan warna). Sebelum proses
penggabungan dilakukan terlebih dahulu koreksi geometri terhadap SPOT dengan
mengacu pada citra Landsat yang sudah terorthorektifikasi. Pengambilan titik
kontrol tanah (Ground Control Point) berdasarkan pada analisa citra, maksudnya
pengambilan secara acak berdasarkan obyek yang terlihat dimana posisi obyek
tidak berubah (misal bangunan, bahu jalan, persimpangan, garis pantai, delta
sungai, dan obyek lainnya yang tidak memiliki perubahan signifikan) pada kedua
citra yang akan di sesuaikan (superimposed), akan tetapi pengambilan titik ini
akan sulit ditentukan karena skala area yang dipilih tidak terlalu besar.
Posisi titik tersebut diambil berdasarkan obyek yang terlihat pada skala
1:33.204.
Pada
tahap penyesuaian dapat dilakukan pengambilan citra dengan mayoritas area
permukaan tanahnya cukup rata sehingga sebagian kecil saja daerah yang memiliki
tingkat ketinggian yang berbeda seperti lembah, bukit atau gunung. Setelah
dilakukan koreksi geometrik kemudian akan diambil kombinasi band 742 dari citra
Landsat, kombinasi band 742 ini memang sesuai dengan identifikasi penutup
lahan. Sedangkan untuk citra SPOT yang diambil hanya band pankromatiknya saja
karena band tersebut akan digunakan untuk menajamkan batas-batas penutup lahan
secara spasial pada citra Landsat.
Setelah
mendapatkan kedua citra tersebut kemudian dapat kita gabungkan dengan
menggunakan Software ER Mapper 7.0, software ini memiliki resolution merge
algorithm yang dapat menggabungkan antara citra multispektral landsat ortho
resolusi spasial 14,25m dengan pankromatik SPOT resolusi 10m
Kesimpulan
Dari
hasil penggabungan citra dapat disimpulkan bahwa :
. Alasan
menggunakan citra Landsat 5 karena citra terbaru akan lebih mudah didapatkan
serta menghindari adanya perbedan waktu perekaman. Selain itu perbedaan
resolusi spasial dapat di restorasi lebih baik dengan menggunakan metode
penggabungan ini.
2. Adanya
teknik-teknik gabungan lainnya (misal algoritma yang ada pada ER Mapper atau
software pengolahan lainnya) dapat digunakan untuk mengoptimalkan kualitas dari
citra yang digabungkan.
3.
Penggabungan antara citra resolusi tinggi (misal foto udara, ikonos atau
quickbird) dengan citra multispektral (seperti SPOT atau Landsat) dapat
digunakan sebagai pendukung dalam delineasi tutupan lahan.
4.
Penggunaan alternatif citra lainnya seperti citra ALOS
Komposit band 3,2,1
merupakan true color compositeatau warna sebenarnya yang ada di
permukaan bumi (natural color) sedangkan komposit band 4,5,3
merupakan false color compositeatau warna yang bukan sebenarnya
yang ada di permukaan bumi.
Vegetasi
(Objek Area)
Pada
komposit band 3,2,1 tutupan vegetasi ditunjukan dengan warna
hijau atau bisa dikatakan sesuai dengan warna yang tampak jika dilihat dengan
mata sedangkan pada komposit band 4,5,3 tutupan vegetasi
dtandai dengan warna jingga.
Lahan
Terbangun (Objek Area)
Pada
komposit band 3,2,1 lahan terbangun ditandai dengan warna asli
sesuai keadaan di lapangan. Dari citra diatas dapat dilihat bahwa warna dari
lahan terbangun adalah warna coklat sesuai dengan warna genting rumah/bangunan.
Pada komposit band 4,5,3 lahan terbangun ditandai dengan warna
biru mudah dengan rona cerah. Kelebihan dari kompositband 4,5,3
untuk interpetasi lahan terbangun adalah dari ronanya. Semakin cerah rona dari
warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin padat, sedangkan semakin gelap
rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin jarang.
Jalan
(objek garis)
1: Pada
komposit band 3,2,1 kenampakan objek garis berupa jalan tidak
dapat dilihat dan diindentifikasi. Objek jalan yang tampak pada komposit band 3,2,1
telihat tersamarkan oleh objek area berupa lahan terbangun jadi tidak dapat
dibedakan satu sama lainnya.
2: Pada
komposit band 4,5,3 kenampakan objek garis berupa jalan
terlihat cukup jelas dan dapat dibedakan dengan kenampakan objek area berupa
lahan terbangun. Jalan ditunjukan dengan sebuah garis melintang dengan warna
biru berona gelap.
Perbedaan
secara Sistematis
Komposit Band 3,2,1
|
Komposit Band 4,5,3
|
|
Objek Vegetasi (area)
|
Sesuai warna yang ada di lapangan
(hijau)
|
Jingga
|
Objek Lahan Terbangun (area)
|
Sesuai warna yang ada di lapangan
(coklat untuk genting)
|
Warna biru; semakin padat lahan
terbangun di suatu daerah rona yang terbentuk semakin cerah dan sebaliknya
|
Objek Jalan (area)
|
Tidak dapat dibedakan/tersamarkan
dengan objek lahan terbangun
|
Dapat dibedakan dengan objek lahan
terbangun
|
Kesimpulan
Komposit
band 3,2,1 merupakan komposit untuk melihat kenampakan citra sesuai dengan
warna aslinya/ true color composite sedangkan komposit band 4,5,3 merupakan
komposit warna yang bukan sebenarnya/false color composite dimana cocok untuk
mengidentifikasi objek lahan terbangun dan objek jalan.
Landsat 7 (ETM+ sensor)
|
Wavelength (micrometers)
|
Resolution (meters)
|
Band 1
|
0.45 - 0.515
|
30
|
Band 2
|
0.525 - 0.605
|
30
|
Band 3
|
0.63 - 0.69
|
30
|
Band 4
|
0.75 - 0.90
|
30
|
Band 5
|
1.55 - 1.75
|
30
|
Band 6
|
10.40 - 12.5
|
60
|
Band 7
|
2.09 - 2.35
|
30
|
Pan Band
|
.52 - .90
|
15
|
Citra
khususnya landsat , seperti citra lainnya , tersusun atas beberapa saluran
(band), dengan berbasis warna dasar (Merah, Hijau, Biru), kita bisa
mengkombinasikan saluran-saluran tersebut pada saluran warna dasar, yang
nantinya akan menonjolkan informasi tertentu yang kita inginkan, berikut
kombinasi untuk Landsat
Kombinasi
321 :
Kombinasi
ini merupakan warna natural sehingga merupakan pendekatan terbaik untuk melihat
realitas lanskap. Saluran 3 mendeteksi penyerapan klorofil, saluran 2
mendeteksi reflektan hijau dari vegetasi dan saluran 1 cocok untuk penetrasi
air, pada perairan jernih bisa masuk sekitar 25 meter, dengan kata lain kita
bisa juga mendeteksi transportasi sedimen di perairan. Saluran 1 juga
membedakan tanah dan vegetasi serta tipe tipe hutan.
Kombinasi
432:
Tipikal
kombinasi komposit false color seperti di foto udara. Saluran 4 mendeteksi
puncak pantulan dari vegetasi, juga membedakan tipe vegetasi, selain itu
membedakan tanah dan perairan. Kombinasi ini menampilkan vegetasi berwarna
merah, merah yang lebih terang menandakan vegetasi yang lebih dewasa. Tanah
dengan sedikit atau tanpa vegetasi antara putih (pasir atau garam) sampai hijau
atau coklat tergantung kelembapan dan kandungan organik. Air nampak biru,
perairan jernih akan terlihat biru gelap atau hitam sedangkan perairan dangkal
atau air dengan konsentrasi sedimen tinggi akan nampak biru muda. Area
permukiman berwarna biru kecoklatan .
Kombinasi
453:
Saluran 5
sensitif akan variasi kandungan air, vegetasi berdaun banyak dan kelembapan
tanah. Saluran ini mencirikan tingkat penyerapan air yang tinggi,
sehingga memungkinkan deteksi lapisan air yang tipis (kurang dari 1 cm).
Variasi dari kandungan Fe2O3 pada batuan dan
tanah dapat dideteksi, pantulan yang tinggi berarti kandungan yang banyak. Pada
kombinasi ini, vegetasi berwarna kemerahan, ketika tanaman mempunyai kondisi
kelembapan yang sedikit rendah, tingkat pantulan saluran 5 relatif tinggi, yang
berarti semakin banyak warna hijau, sehingga menghasilkan warna oranye. Hijau
akan semakin mendominasi ketika pantulan vegetasi semakin rendah di VNIR dan
meninggi di SWIR. tanah tanpa vegetasi dan area permukiman akan nampak biru
kecoklatan.
Kombinasi
742:
Vegetasi
memperlihatkan variasi kehijauan dikarenakan saluran 4 direpresentasikan dengan
warna hijau. Saluran 7 sensitif terhadap variasi kelembapan dan khususnya
mendeteksi mineral hidro pada setting geologi, contohnya lempung. Saluran ini
dapat membedakan berbagai macam batuan dan tipe mineral. Perbedaan asal usul
dari berbagai tipe batuan direpresentasikan dengan warna merah menuju oranye
dan juga warna yang lebih terang pada warna biru dapat memberikan informasi
kepada kita mengenai tanah. Dibandingkan saluran infra merah lainnya, saluran 7
sangat sensitif terhadap radiasi pancaran sehingga dapat mendeteksi sumber
panas. Titik hijau terang mengindikasikan vegetasi dan perairan nampak berwarna
biru gelap atau hitam. Daerah permukiman berwarna biru gelap atau pink.
Kombinasi
4.5.1 :
Vegetasi
sehat terlihat kemerahan, coklat, oranye dan kuning. Tanah mungkin hijau dan
coklat, pemukiman putih, cyan, dan abu-abu, biru terang merepresentasikan area
yang dibersihkan dari vegetasi dan area kemerahan merupakan vegetasi yang baru
tumbuh, atau padang rumput yang jarang. Perairan yang jernih dan dalam akan
berwarna hitam, jika perairan dangkal atau mengandung sedimen maka akan
terlihat kebiruan atau biru terang. Untuk studi vegetasi, adanya saluran IR
menengah menambah sensitifitas untuk mendeteksi variasi tahap pertumbuhan
vegetasi, tetapi interpretasi harus hati-hati jika akuisisi data bertepatan
dengan hujan. Saluran 4 dan 5 menunjukkan pantulan tinggi untuk area vegetasi
sehat. Kombinasi ini sangat berguna untuk membandingkan area terendam dan are
bervegetasi merah dengan warna yang berkaitan di saluran 3.2.1 untuk menjamin
interpretasi yang benar. Kombinasi ini tidak bagus untuk studi fitur budaya
seperti jalan dan landasan pacu.
Kombinasi
7.5.3 :
Kombinasi
ini memberikan pembawaan warna seperti natural dan juga kemampuan penetrasi
partikel atmosfer, asap dan kabut. Vegetasi tampak kehitaman dan hijau muda
ketika musim tumbuh, permukiman berwarna putih, abu-abu, cyan, atau ungu.
pasir, tanah dan mineral terlihat dalam berbagai variasi warna. Penyerapan
hampir semua di IR menengah adalah di air, es, dan salju memberikan kita batas
yang jelas akan garis pantai dan perairan. Salju dan es terlihat biru gelap,
dan air berwarna hitam atau biru gelap. Permukaan panas seperti kebakaran hutan
dan kaldera gunung api menyerap IR menengah dan terlihat bernuansa merah atau
kuning. Aplikasi untuk kombinasi ini adalah monitoring kebakaran hutan. Selama
musim pertumbuhan vegetasi muda, kombinasi 7.4.2 harus diganti dengan kombinasi
ini. Area tergenang banjir akan terlihat biru tua atau hitam, dibandingkan
kombinasi 3.2.1 yang memperlihatkan area terendam dangkal sebagai abu-abu dan
sulit dibedakan.
Kombinasi
5.4.3 :
Kombinasi
ini memberikan pengguna banyak informasi dan kontras warna. Vegetasi sehat
berwarna hijau terang, dan tanah berwarna ungu muda. Kombinasi ini menggunakan
saluran 5 yang memberikan kita informasi agrikultur. Kombinasi ini memberikan
kita informasi berguna mengenai vegetasi, dan banyak digunakan pada aplikasi
manajemen kayu dan serangan hama.
Kombinasi
5.4.1 :
Mirp
dengan kombinasi 7.4.2, vegetasi sehat akan berwarna hijau terang, kecuali
kombinasi 5.4.1 yang lebih baik untuk studi agrikultur
Kombinasi
7.5.4 :
Kombinasi
ini tidak melibatkan saluran visibel, memberikan kita penetrasi atmosfer yang
terbaik. Pesisir dan garis pantai terdefinisikan dengan baik. Dapat digunakan
untuk mencari karakteristik tekstural dan kelembapan tanah. Vegetasi terlihat
biru. Jika berkeinginan untuk melihat vegetasi sebagai hijau maka kombinasi
7.4.5 dapat sebagai pengganti. Kombinasi ini dapat berguna untuk studi geologi.
Kombinasi
3.5.1 :
Kombinasi
ini memperlihatkan tekstur topografi sedangkan kombinasi 7.3.1 dapat membedakan
jenis batuan.
Tipe Penutup Lahan
|
Kombinasi Saluran Spektral
|
Perairan
|
Band 1, 4 & 7 / Band 1, 2 & 3
|
Permukiman
|
Band 1,4 & 7
|
Pertanian
|
Band 1, 2 & 3
|
Hutan
|
Band 1, 4 & 7
|
Garam
|
Band 1, 2 & 3
|
Sisa Vegetasi
|
Band 1, 4 & 7
|
Vegetasi teririgasi
|
Band 1, 4 & 7
|
D. Spesifikasi
Beberapa Citra Satelit
RESOLUSI
TINGGI
1.
SATELIT IKONOS
Informasi
peluncuran
Organisasi
: GeoEye
Tanggal
Peluncuran : 24 September 1999
Peluncuran
Kendaraan : LM900
Peluncuran
Situs/Lokasi : Vandenberg Air Force Base, California, USA
Petak
Area Ukuran Lebar dan Luas
Petak
: 11 km x 11 km (single scene)
Orbit
Orbit
: 98.1 derajat, sun synchronous
Kecepatan
pada Orbit : 7.5 km/detik
Kecepatan
diatas bumi : 6.8 km/detik
Kecepatan
mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam
Ketinggian
: 681 kilometer
Masa
Operasi : 7 tahun lebih
Resolusi
Resolusi
spasialnya 1.5 meter
Resolusi
temporalnya yaitu 3 hari
Dynamic
Range (resolusi radiometrik): 11-bit per pixel
Resolusi
pada Nadir (resolusi spektral) : 0,82 meter (panchromatic) 3,2 meter
(multispectral)
Resolusi
26° Off-Nadir (resolusi spektral): 1,0 meter (panchromatic) 4,0 meter
(multispectral)
Cakupan
Citra : 11,3 kilometer pada nadir, 13,8 kilometer pada 26° off-nadir
Waktu
Melintas Ekuator : Nominal 10:30 AM waktu matahari
Waktu
Lintas Ulang : Sekitar 3 hari pada 40 ° garis lintang
Saluran
Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR
2.
SATELIT QUICKBIRD
Tanggal
Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California,USA
Pesawat
Peluncur: Boeing Delta II
Masa
Operasi: 7 tahun lebih
Orbit:
97.2°, sun synchronous
Kecepatan
pada Orbit: 7.1 Km/detik (25,560 Km/jam)
Kecepatan
diatas bumi: 6.8 km/detik
Akurasi
: 23 meter horizontal (CE90%)
Ketinggian:
450 kilometer
Resolusi
spasial : 0.61 meter
Resolusi
temporal : 3-7 hari.
Resolusi
Pankromatik : 61 cm (nadir) to 72 cm (25° off-nadir)
Resolusi
Multi Spektral: 2.44 m (nadir) to 2.88 m (25° off-nadir))
Cakupan
Citra: 16.5 Km x 16.5 Km at nadir
Waktu
Melintas Ekuato: 10:30 AM (descending node) solar time
Waktu
Lintas Ulang: 1-3.5 days, tergantung latitude (30° off-nadir)
Saluran
Citra:
Pan:
450-900 nm
Blue:
450-520 nm
Green:
520-600 nm
Red:
630-690 nm
Near
IR: 760-900 nm
RESOLUSI
MENENGAH
1.
SATELIT SPOT-5
Tanggal
peluncuran : 3 Mei 2002
Launch
vehicle : Ariane 4
Lokasi
peluncuran : Guina Space Centre, Kuorou, French Guyana
Ketinggian
orbit : 822 km
Inklinasi
orbit : 88,70, sun-synchronous
Kecepatan
: 7,4 km/detik – 26, 640 km/jam
Equator
Crossing Time : 10:30 a.m (descending node)
Waktu
orbit : 101:4 minutes
Revisit
time : 2 – 3 days tergantung pada latitude
Satelit
SPOT resolusi temporalnya yaitu 26 hari
Citra
SPOT resolusi spasialnya 10 dan 20 meter
Swath
Width : 60 km x 60 km to 80 km pada nadir
Metric
accuracy : <50-m horizontal position accuracy (CE 90%)
Digitazation
: 8 bits
Resolusi
: Pan :
2,5
m from 2 x 5m scenes
5
m (nadir)
10
m (nadir)
20
m (nadir)
Band
:
Pan
: 480-710 nm
Green
: 500 – 590 nm
Red
: 610 – 680 nm
Near
IR : 780 – 890 nm
Shortwave
IR : 1.580 – 1750 nm
2.
SATELIT LANDSAT-7 ETM+
Karakteristik
Sensor Satelit Landsat
Tanggal
Peluncuran : 24 September 1999 di Vandenberg Air Force Base, California,
USA
Orbit
: 705 +/- 5 km (at the equator) sun-synchronous
Inklinasi
Orbit : 98.2 +/- 0.15
Periode
Orbit : 98.9 minutes
Ketinggian
: 681 kilometer
Resolusi
pada Nadir : 30x30 meter (TM), 120 m x 120 m pixel (far-infrared band/band
7)
Cakupan
Citra : 185 km (115 miles)
Waktu
Melintas Ekuator : 10:30 AM solar time
Waktu
Lintas Ulang : 16 days (233 orbits)
Saluran
Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR, middle IR, far IR, Thermal IR
RESOLUSI
RENDAH
1.
SATELIT NOAA
Dimensi
Tinggi : 165 in (4,19m)
Diameter
: 74 in (1,88m)
Solar
array area : 180,6 ft² (16,8 m²)
Berat:
4920 lbs (2231,7 kg)
Daya
(Hidup atau Mati): 879,9 W
Di
Desain Sampai > 2 tahun
Orbit
Ketinggian: 870 km
Kemiringan:
98,856˚
Waktu
Matahari Lokal : 13:40
Resolusi
spatial : 3300 m (Global Area Coverage), 1100 m (Local Area Coverage)
Resolusi
temporal : daily
Berat
Peralatan : 982,5 lbs (445,6 kg)
Daya
Peralatan : 450 W
Rata-rata
Waktu Matahari ketika Melewati Ekuator : Sekitar 14:00
Rata-rata
Ketinggian : 870 km
2.
SATELIT TERRRA
Sistem
TERRA
Orbit
: 705 km, 98.2o, sun-synchronous, 10:30 AM crossing, rotasi 16 hari (repeat
cycle)
Sensor
: ASTER
Swath
Width : 60 km
Off-track
viewing Tersedia: ± 8.5o SWIR dan ± 24o VWIR
Revisit
Time: 5 hari
Band-band
Spektral (µm) : VNIR 0, 056 (1), 0.66 (2), 0.81(3) SWIR 0.1.65(1), 2.17 (2),
2.21 (3), 2.26 (4), 2.33 (5), 2.40(6). TIR 8.3 (1), 8.65 (2), 9.10 (3),
10.6(4), 11.3(5)
Resolusi
temporal : 4 hari sekali
Ukuran
Piksel Lapangan (Resolusi spasial): 15 (VNIR), 30 m (SWIR), 90 m(TIR)
Arsip
data: Terra.nasa.gov
Tidak ada komentar:
Posting Komentar