Jumat, 19 Juni 2015

Resume SIP Pertemuan Ke 8

GIS IN PLANNING 


     Semakin majunya perkembangan iptek membuat kita semua sadar bahwa banyak sekali yang belum kita ketahui sebagai manusia. Bukan hanya semakin banyaknya jenis computer, handphone dan lain-lain tetapi juga banyak aplikasi-aplikasi yang semakin canggih dengan keunggulannya masing-masing, salah satunya adalah penggunaan system informasi geografis atau biasa disebut dengan (SIG). SIG sudah sangat lekat pada kita sebagai manusia untuk berhubungan dengan teknologi karena teknologi dapat mempermudah kita dalam segala jenis kegiatan yang mungkin akan sangat tidak mungkin akan kita kerjakan jika kita tidak menggunakan bantuan teknologi. SIG ini pada dasarnya juga membantu manusia dalam mengetahui serta menggambarkan keadaan muka bumi dengan bentuk dan tampilan yang menarik. Teknologi seperti ini sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak terkait yang dapat mengolah atau mengunakan serta mengaplikasikannya dalam rangka memberikan manfaat yang berarti kepada khalayak banyak khususnya pada bidang perencanaan     
     Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,1993).

Peran GIS dalam Perencanaan 
     Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan data geografis, dalam SIG dimungkinkan penggabungan berbagai basis data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun survai lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem informasi yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar sungguh membantu proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi para perencana, serta dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan oleh piranti lunak, sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat lebih efisien dan efektif. Manajemen data melalui GIS melibatkan semua aspek ini :
     Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Sebagai contoh, GIS lebih berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihan perencanaan daripada dalam penentuan tujuan perencanaan. Tahapan yang berbeda dalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai penentuan tujuan, persediaan sumber daya, analisis situasi yang ada, model dan proyeksi, pengembangan opsi perencanaan, pemilihan opsi perencanaan, pelaksanaan rencana, dan evaluasi rencana, pemantauan, dan umpan balik (Gambar 3). GIS hanya dapat memberikan beberapa data dan teknik yang dibutuhkan dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga harus bekerja dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap proses perencanaan.
Manfaat SIG dalam bidang perencanaan wilayah dan kota diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
  2. Untuk pendataan pajak bumi dan bangunan
  3. Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
  4. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah 
      sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.
  5. Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
  6. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
  7. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas,  
      besi dan barang tambang lainnya.
  8. Untuk mengetahui persebaran penggunaa lahan.
  9. Untuk pengawasan daerah bencana alam dan lain-lain

Fungsi Penggunaan GIS dalam Tahap Perencanaan 
Pada setiap skala perencanaan ada tahapan yang berbeda: penentuan tujuan perencanaan; analisis situasi pemodelan dan proyeksi yang ada; pengembangan pilihan perencanaan; pemilihan opsi perencanaan; rencana pelaksanaan; dan evaluasi rencana, monitoring, dan umpan balik. Fungsi yang berbeda, skala, sektor, dan tahapan perencanaan kota membuat perbedaan penggunaan GIS.

Pengelolaan data, visualisasi, dan analisis spasial yang digunakan lebih dalam pekerjaan rutin perencanaan kota. Pemodelan spasial lebih digunakan dalam perencanaan strategis. Administrasi umum mempekerjakan terutama pengelolaan data dan visualisasi. Akhirnya, pengendalian pembangunan menggunakan visualisasi dan analisis spasial fungsi GIS yang terbaik. Administrasi dan pengendalian pembangunan kerja umum yang lebih rutin mencakup pada perencanaan kota (Newton dan Taylor 1986; Newton et al 1988):
1. pengelolaan penggunaan lahan catatan;
2. pemetaan tematik;
3. perencanaan pemrosesan aplikasi;
4. bangunan kontrol pemrosesan aplikasi;
5. manajemen penggunaan lahan;
6. ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan;
7. industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
8. perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
9. analisis mengenai dampak lingkungan;
10. terkontaminasi dan register tanah terlantar;
11. penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis;
12. fasilitas umum dan toko-toko daerah tangkapan air dan analisis aksesibilitas;
13. bidang sosial dan analisis kekurangan.

Inventarisasi Sumber Daya
     Informasi geografis, ketika terintegrasi dengan penginderaan jauh, dapat menghemat waktu dalam mengumpulkan penggunaan lahan dan informasi lingkungan. Jauh citra penginderaan menjadi sumber penting dari informasi spasial untuk daerah perkotaan (Barnsley, Bab 32; Paulsson 1992). Mereka dapat membantu untuk mendeteksi penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan untuk daerah perkotaan seluruh (Barnsley et al 1993). Secara khusus, pasang stereoscopic foto udara digital dapat digunakan untuk menurunkan CAD model 3-dimensi bangunan untuk visualisasi dinamis kota, atau untuk impor langsung ke dalam database GIS (Dowman, Bab 31).

Analisis situasi yang ada
     GIS dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data fisik, sosial, dan ekonomi kota. Perencana dapat menggunakan query dan pemetaan fungsi spasial GIS untuk menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis peta overlay, GIS dapat membantu
mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan lainnya (Yeh dan Li 1996).

             wilayah-dan-kota/
             Tiara, Aura dan Titi-Kelompok 4 Kelas A.2015. Jurnal GIS in Planning. Kota Bandung. 
             UNISBA(UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar